Berawal dari mimpi yang sangat besar, menjadi seorang sukses, kaya raya, hidup nyaman, dan serba terpenuhi kebutuhan. Aku merasa sudah terbawa jauh oleh mimpiku, terbawa oleh angan yang aku miliki. Hari-hari aku lalui seakan aku benar-benar seorang yang sukses dan serba terpenuhi kebutuhannya. Tanpa rasa gelisah, pikiran yang tenang, nafas yang begitu melegakan semua itu aku rasakan.
Banyak teman yang aku punya, dan banyak dari mereka berasal dari kalangan "atas". Aku begitu terbawa oleh jalan hidup mereka. Hidup senang terus tertawa gembira bersama tanpa terpikir perasaan gelisah ataupun sedih. Hampir setiap hari aku jalani hariku bersama mereka. Aku bahagia bersama mereka. Mereka yang membuat aku lebih tenang dengan masalah yang aku hadapi karena canda dan tawa.
Aku begitu nyaman dengan apa yang aku jalani saat itu, tanpa aku berfikir kedepan akan seperti apa karena aku sangat begitu yakin bahwa mimpiku pasti akan terwujud. Terlalu terlena aku dengan uang jajan yang orang tuaku kasih.
Ayahku adalah seorang pekerja keras, usianya sudah cukup tua. Namun semangat dan tanggung jawabnya tak pernah pudar demi menghidupi keluarganya. Ayah rela mengorbankan tenaganya demi keluarga kami meskipun usianya yang sudah cukup tua, keluargaku pun merasa sangat cukup dengan apa yang ayah hasilkan. Sampai saat ayah pensiunpun dia tetap berusaha mencari nafkah demi keluarga. ayahku memang hebat. :'(
Sampai suatu ketika, aku merasakan dimana aku hidup kurang. orang tuaku tidak lagi memberiku uang jajan lebih, ayah sudah tidak lagi bekerja seperti dulu. Aku sedih, aku merasakan dimana hidupku tidak berarti, aku merasa tidak berguna untuk keluargaku, aku hanya menyusahkan mereka ditambah kuliahku yang berantakan. Aku sangat merasakan stres yang begitu berat, sampa-sampai aku lebih sering menangis karena pikiran yang begitu berat. Mungkin aku terlihat begitu cengeng, tapi hanya menangis yang bisa aku lakukan saat pikiran itu menggangguku.
Suatu malam aku benar-benar menangis yang begitu kejar. Segera aku ambil air wudhu kemudian aku solat dan berdoa. Aku mengadu kepada Allah, aku menangis dan memohon ampun kepadaNya. Aku merasa hidupku begitu sia-sia, aku telah membuang banyak waktuku, penyesalan demi penyesalan aku rasakan. Semua yang aku rasakan aku adukan kepada Allah swt.
Allah adalah tempat aku mengadu yang paling tepat, aku yakin dia mendengar doaku. Sampai akhirnya aku sadar aku sangat kurang mensyukuri hidupku. Aku kurang menghargai jerih payah orang tuaku untuk aku. aku sadar begitu banyak kekecewaan yang aku buat untuk orang tuaku.
Sekarang aku sadar, cita-citaku tidak akan terwujud hanya dengan hidup santai. semua yang aku inginkan harus aku raih dengan kerja keras. Aku harus berusaha untuk membalas segala kebaikan orang tuaku.
Penyesalan memang selalu muncul dibelakang. namun jika aku hanya meratapi penyesalan aku tidak akan bisa menggapai cita-citaku. Mudah-mudahan semua belum terlambat. aku masih punya waktu untuk berusaha mewujudkan impianku.
Ayah, Mama, Kaka-kakakku, wanitaku, dan teman-teman. Terimakasih karena kalian telah cukup menyadarkanku, dan terimakasih kalian telah memberikan semangat untukku. Aku berjanji untuk diriku sendiri, aku akan memperbaiki segala kesalahan yang telah ku perbuat. Ku syukuri apa yang aku miliki, ku jalani apa yang memang harus aku jalani, Bismillah. Amin