THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 21 November 2010

L O V E

A : Mengapa kamu memilihnya untuk menjadi pendampingmu? 
Karena dia tampan? 
B : Tidak 
A : Karena dia kaya? 
B : Tidak 
A : Lantas, karena apa kamu memilihnya? 
B : Cinta. 
A : Aku heran, mengapa kamu bisa cinta padanya? 
B : Aku tidak pernah tau kenapa aku bisa mengenalnya dan jatuh hati padanya. Aku percaya ALLAH 
sudah mengatur segalanya. Aku memilihnya karena cinta. 
A : Memang apa yang membuatmu cinta padanya? 
B : Karena dia adalah dia. Hatiku memilihnya, dan ini adalah anugerah ALLAH kepadaku. 
Ketika manusia menjawab mengapa memilih seseorang karena sesuatu hal, maka ia tidak bisa dikatakan cinta. 
Memang hidup butuh uang, tapi apa pasangan kaya yang bisa merubah hidup? Ingat adanya ALLAH. 
Memang hidup harus perfect, punya pasangan menarik yang bisa dibanggakan dan dipamerkan. Tapi diatas langit masih ada langit. 
Sosok pasangan yang pengertian, baik, itu hanyalah perasaan kagum bukan cinta. 
Cinta tidak pernah memilih. 
Janganpernah bohongi diri sendiri jika tidak ingin sakit karena cinta. 
Jujurlah jika kamu tidak ingin kehilangan cintamu. 
Jagalah cintamu dengan baik, sebelum kamu menyesal kehilangan cintamu. 

Cemburu :)

Cemburu adalah keadaan emosi yang bisa dialamai oleh setiap orang pada saat-saat tertentu, tetapi umumnya jarang diakui secara terbuka. Dibandingkan dengan perasaan kuatir, cemas, kesepian, dan rendah diri, cemburu merupakan perasaan yang paling sulit untuk diakui - bahkan oleh diri sendiri.

Apakah Cemburu?
Cemburu adalah perasaan (keadaan emosi) tidak senang karena sesuatu hal yang dimiliki oleh orang lain. Perasaan ini timbul disebabkan oleh adanya "perasaan kurang atau hilang" setelah membandingkan dirinya dengan orang lain.


Cemburu tidak sama persis dengan begruding (iri akan posisi dan hak), copet (keinginan memiliki), emulating (keinginan untuk menjadi seperti orang lain), bahkan dengan jealousy (kuatir direbut). Kita akan membandingkan cemburu dengan perasaan-perasaan tersebut.

Apa Pengaruh Cemburu?
Tidak ada yang dapat menjawab kenapa ada cemburu. Tapi yang ada hanya jika kamu punya perasaan cinta terhadap lawan jenis maka kamu mempunyai rasa cemburu. 

Cemburu itu cinta? Iya cemburu adalah sebagian dari cinta.
Namun akan menjadi salah bila kita menjadikan kecemburuan sebagai satu-satunya ekspresi cinta. Artinya, sebelum mencemburui pasangan, mestinya ada kesadaran dalam diri untuk mengukur sejauh mana kualitas kasih sayang, perhatian, kepercayaan, kesetiaan, nasihat, dan hal menyenangkan lainnya yang kita berikan untuk pasangan.

Andai cinta itu masakan, maka cemburu adalah bumbunya. Masakan akan hambar bila tidak memakai bumbu. Masakan pun bisa membuat perut melilit bila kelebihan bumbu. Masakan baru terasa lezat bila bumbunya tepat dan proposional.

Cemburu adalah tanda cinta, bahkan tanda kesempurnaan cinta. Mustahil seseorang yang mengaku cinta terhadap pasangannya tapi ia tidak memiliki rasa cemburu. Seperti halnya bumbu, cemburu akan “nikmat rasanya” bila diungkapkan secara proposional, adil, tidak kurang namun tidak berlebihan. Betapa banyak pasangan bertanya-tanya dalam hati, ”Apakah pasanganku benar-benar mencintaiku??”Mengapa??Karena sikapnya “dingin-dingin saja”tidak pernah cemburu

UNTUK DIBACA, LALU DIRENUNGKAN




Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main dibawah pohon apel itu. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan yang rindang daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel juga sangat mencintai anak kecil itu. Waktupun terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.
Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya nampak sedih.
“Ayo kesini bermain-main lagi denganku.” pinta pohon apel itu.
“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.” jawab anak lelaki itu.
“Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Dan pohon itu menyahutnya,
“Duh maaf, aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada dipohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun setelah itu anak lelaki tidak pernah datang lagi. Pohon apel kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
“Ayo bermain-main denganku lagi.” kata pohon apel.
“Aku tak punya waktu, aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” kata anak lelaki itu.
“Duh, akupun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan dan rantingku untuk membangun rumahmu.” kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu pun merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tetapi anak lelaki itu tidak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih lagi.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat bersuka cita menyambutnya.
“Ayo bermain-main denganku lagi.” kata pohon apel.
“Aku sedih, aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau member aku sebuah kapal untuk berlayar?” kata anak lelaki itu.
“Duh maaf, aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senang.”
Kemudian anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
“Maaf anakku.” Kata pohon apel itu.
“Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu” sautnya kembali.
“ Tak apa, aku pun sudah tak memiliki lagi gigi untuk menggigit apelmu.” Jawab anak lelaki itu.
“Aku juga sudah tak memiliki batang yang bisa kau panjat.” Kata pohon apel.
“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu.” Jawab anak lelaki itu.
“ Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini.” Kata pohon apel itu sambil menitihkan air mata.
“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang.” Jawab anak lelaki itu.
“ Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” Lanjut anak lelaki itu.
“Oh bagus sekali. Tahukah kamu, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring dipelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”
Anak lelaki itu berbaring dipelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan airu matanya.

Apa yang kamu dapatkan setelah membaca ringkasan cerita tersebut? Bagaimanakah pohon apel dan anak lelaki itu?

Sebenarnya, pohon apel itu adalah orangtua kita.
Ketika kita kecil, kita sering bermain dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak perduli apapun, orangtua kita akan selalu ada disana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar dan tidak tau berterimakasih pada pohon itu, tetapi begitulah kita memperlakukan orangtua kita. Dan terpenting : CINTAILAH ORANGTUA KITA SELAGI KITA MASIH BISA MELIHAT SENYUMNYA. Sampaikan pada orangtua kita, betapa kita mencintainya, dan berterimakasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Sabtu, 06 November 2010

MANUSIA DAN PENDERITAAN

“BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI”



Pray for Indonesia ! Kata-kata itu sangat akrab dengan kita saat ini. Facebook, twitter, bahkan pada pesan singkatpun dijadikan sebagai media komunikasi untuk semua rakyat Indonesia. Namun, apakah yang sudah warga berikan setelah terjadinya bencana dimana-mana?
Warga selalu menyalahkan pemerintah tanpa sadar bahwa merekalah yang lebih besar andil dalam kerusakan alam di Indonesia. Mulai dari banjir, sadarkah mereka saat mereka membuang sampah sembarangan? Dan sekarang gunung merapi yang tak menghentikan letusannya. Wargapun masih belum sadar akan apa yang telah mereka perbuat hingga alam tidak bersahabat lagi.
Dampak yang terjadi seminggu setelah meletusnya gunung merapi cukup memprihatinkan. Korban yang terus bertambah, hujan abu yang tak henti menyelimuti kota sekitar wilayah gunung merapi, dan kurangnya bantuan terhadap korban merupakan masalah penting yang harus diselesaikan saat ini.
Kita sebagai warga Negara Indonesia, harus mengutamakan mereka yang membutuhkan disana. Bala bantuan yang kurang hendaknya kita berikan. Mereka sangat membutuhkan para petugas medis, dan doa dari kita semua. Bersyukurlah, bahwa kita masih diberikan tempat yang nyaman untuk hidup. Allah telah menunjukkan kekuasaannya. Ramahlah terhadap lingkungan alam semesta dan bersujudlah kepada Sang Pencipta.